Dilauh mahfudz bukan nama kita yang disandingkan.

Kau pernah mengetuk dan bertamu dihatiku.
Akupun pernah memberimu kesempatan dan kau sia-siakan itu. kemudian kau mencoba untuk kembali, sayangnya saat kau kembali kesempatan yang kuberikan telah memasuki masa Expayernya.

Tentu saja semua telah direncanakan baik oleh Allah. kita hanya ditakdirkan untuk saling mengenal bukan untuk saling memiliki.

Perencanaan penyatuan kita bukan atas restu ilahi walau telah menjadi restu oleh masing-masing keluaga kita.

Kini telah menjadi pasti bahwa engkau ataupun aku, kita telah disiapkan dengan jodoh terbaik kita masing-masing walaupun engkau dan tanggal pernikahanmu telah terterah jelas sementara aku dan jodohku masih dalam bentuk rahasianya, tapi aku yakin bahwa rencananya itulah yang menjadi takdir terbaik.

Aku tak menyesal pernah memberimu kesempatan walau kau sia-siakan. Aku tak pernah membencimu atau merasa terhianati olehmu walau sebenarnya aku sempat kecewa. bukan hanya karenamu tapi karena menjdi buah bibir orang-orang yang belum sempat kupersiapkan saat itu, yang pada akhirnya aku menyadari bahwa itu adalah salah satu pembentukan untuk membuat diriku semakin dewasa.

Aku percaya bahwa kaupun tak pernah membenciku walau kau sempat mengucapkan kata yang kupikir tak seharusnya kau lontarkan hanya karena kecewa dengan keputusanku, yang memintamu untuk menunggu. Andai kau bisa bersabar saat itu, mungkin kau tak akan mendapati keadaan terkunci serapat itu saat kembali mencoba mengetuk.

Biarlah takdir kita dibicarakan oleh waktu dan diakhiri pula olehnya, tak ada yang mampu menghapus apa yang pernah menjadi kisah diantara kita walau tak ada kata menyatu.

Bukan penyatuan kita yang terpenting tapi bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari setiap sudut-sudut jalan yang telah kita jejaki.

Hari ini aku tidak tau apakah aku harus bahagia atau justru bersedih melihat undanganmu berada didepan mata. tapi yang pasti aku tersenyum karena engkau telah dipertemukan dengan jodoh yang cocok untukmu. Jagalah dia, hargai perasaannya. dia adalah wanita yang baik. aku tidak tau apakah aku akan mengijinkanmu hidup aman andai kelak menyakitinya.

Soal salah dimasa lalu kini semua telah telah termaafkan, dan telah menjadi kesyukuran karena Allah telah mengajarkan arti dari sebuah keikhlasan.

dengan lewatnya engkau sesaat mengiringi langkahku, kini menjadi pelajaran berharga bagaiku, yakni menjadi semakin dewasa.

Penulis: Amirah jasmine

Amirah jasmin, penulis abal-abal super pede. alasan menus yah karena senang aja. alasan membagikan tulisan yah kali aja bisa menjadi asbab kebaikan buat para pembaca.

Tinggalkan komentar