Tertipu

Aku pernah begitu yakin bahwa engkau adalah laki-laki yang baik buat diriku kelak. Aku pernah berharap engkau adalah laki-laki yang akan mengdampingiku nantinya.

Hingga akhirnya aku harus menyaksikanmu disudut pelaminan sana bersanding dengan perempuan yang bukan aku. pastilah aku terluka, sebab mimpi indah yang dulu begitu kupuja kini harus berakhir dengan penghianatan, menurutku. aggap saja begitu.

Tidak mengapa sekarang aku mencoba mengikhlaskanmu, dan akan belajar melupakanmu. Mungkin sedikit akan sulit tapi harus sebab saat ini engkau sudah menjadi milik orang lain.

Aku akan membuat hadirmu samar sebagaimana samarnya laki-laki lain yang tak pernah kupuja dan kinginkan keberadaannya.

Engkau adalah laki-laki yang pernah mematahkan hati dengan candamu. Kupikir kau serius dan akupun tertipu. Aku tertipu saat mengira yang kau lakukan hanya untuk aku. Aku juga tertipu mengira dirimu laki-laki yang baik.

****

Awalnya kupikir aku bodoh mengharapkanmu tanpa janji yang pasti. Ternyata tidak, bukan aku yang bodoh. Begitulah fitrah wanita, hatinya lembut, mudah tersentuh. wanita yang telah kau sakiti hari ini, tidak sedang menyalahi jalurnya. dianggap bodoh memang, tapi kebodohannya tidak menandakan ia sedang keluar dari jalurnya. ia masih dalam fitrahnya.

Satu pesanku, buat kalian yang merasa laki-laki baik: jangan pernah mengumbar sapaan, pujian, rayuan palsumu pada perempuan manapun sebab hati perempuan terlalu halus dan sensitif, ia amat lembut, dan pemalu, sifat malunya yang membuatnya lebih muliah. Ia mudah tersentuh dan boros perasaan namun tak berani menyampaikan rasanya kepada laki-laki tidak terjamin halal untuknya.

Jangan pernah buat ia berharap dan menunggu hal yang tak pasti.

Pelajarilah cara untuk menjaga dan menghargainya. Sebab engkau ditugaskan untuk menjaganya bukan untuk menyakitinya.

Jangan bangga menjadi laki-laki yang mampu mematahkah banyak hati wanita, yang engaku sendiri bahkan tidak sedang niat untuk halalkannya. Bukan dia yang rendah tapi engkau yang ditugaskan untuk menjaganya namun justru menghianati dengan menyakiti.

Dan buat kamu wahai ukhtii :
Engkau jangan mudah tertipu dan terpedayah dengan rayuan gombal lelaki. Aku tidak sedang memintamu menyalahi fitrah. Aku hanya ingin engkau berhati-hati dan lebih siap untuk menjalani hidupmu dengan tenang dan lebih indah nantinya.

Bersabarlah menunggu laki-laki yang halal yang akan memperjuangkanmu dengan Bismillah.

Kalian tidak harus menglami luka seperti yang telah terjadi padaku. Cukuplah engkau mengambil pelajaran dari pengalaman yang aku hadapi, kamu tidak harus menjadi korban untuk tau rasa sakitinya.

Laki-laki yang serius, adalah dia yang datang pada orang tuamu dan memintamu untuk dia halakan.

Bukan dia yang senantiasa mengumbar rayuan. gombalan, penuh iseng. bukan dia yang menhubungi kamu dengan selangit pujian dan janji tanpa usaha menghalakanmu.

Bukan dia yang bagaikan roh penasaran menggentangi.

Tidak pantas bagimu menghinakan diri pada lelaki yang tidak tau cara menghargaimu. Jangan tunggu dia untuk menjagamu. Jangan tunggu dia untuk menghargaimu.

Hargai dan Jagalah dirimu sendiri. Jangan biarkan dirimu terluka oleh laki-laki manapun.

Laki-laki yang berani menyapamu, memujimu, dan menggodamu sebelum halalkanmu, Sebenarnya itu yang membuktikan bahwa dia adalah laki-laki pengecut. dan engkau tidak pantas untuknya.

Engkau boleh menyangka ia baik, yang jelas dia dan laki-laki lain sama aja. yang membedakannya mungkin adalah topengnya, mungkin dia terlihat lebih menawan karena sedang menggunakan topeng bermerek cingkrang dan jenggot panjang.

Aku menasehati bukan karena aku lebih baik. Seperti yang kamu tau, aku hanya tidak ingin engkau tertipu dan tersakiti.

****

Penulis: Amirah jasmine

Amirah jasmin, penulis abal-abal super pede. alasan menus yah karena senang aja. alasan membagikan tulisan yah kali aja bisa menjadi asbab kebaikan buat para pembaca.

Tinggalkan komentar